Jumat, 07 September 2018

Sejarah Berdirinya Sekolah Tamansiswa

Berdirinya Tamansiswa


Pada tanggal 3 Juli 1922 organisasi Tamansiswa didirikan karena adanya ketidakpuasan terhadap sistem Pendidikan yang ada di masa itu. Waktu itu pemerintahan Belanda masih menguasai Indonesia dan sistem pendidikannya.
Pemerintahan Belanda tidak membebaskan semua rakyat Indonesia untuk bersekolah. Hanya anak bangsawan, konglomerat, dan kalangan raja saja yang boleh bersekolah. Padahal, semua rakyat Indonesia sangat membutuhkan pendidikan agar bisa segera merdeka dan bebas dari penjajahan.
Tamansiswa didirikan untuk mengenalkan pendidikan kepada masyarakat Indonesia agar menjadi bangsa yang merdeka. Perguruan Tamansiswa berkembang hingga terbentuk  Taman Indriya sebagai sekolah untuk taman kanak-kanak dan Perguruan Tinggi Sarjanawiyata Tamansiswa.

Pendiri Taman Siswa


Pendiri organisasi Tamansiswa adalah R.M. Soewardi Soeryaningrat atau yang sering kita sebut dengan Ki Hajar Dewantora. Dia adalah tokoh bangsawan yang pada waktu itu menjadi pencetus organisasi pendidikan pertama di Indonesia.
Ki Hajar Dewantara yang dulunya pernah menjadi wartawan dan aktif di dunia politik dikenal sebagai sosok bangsawan yang memiliki pemikiran jauh ke depan. Dia aktif sebagai penulis yang memiliki kebudayaan tinggi dan sangat termotivasi untuk berskolah di Belanda.
Pada tahun 1919 setelah pulang dari Belanda, Ki Hajar Dewantara bersama dengan teman-temannya mengadakan pertemuan di halaman rumahnya. Halaman rumah itu kini menjadi pendopo Taman Siswa di Yogyakarta.
Pertemuan di rumah Ki Hajar Dewantara terjadi secara rutin dan dari pertemuan itu dihasilkan beberapa pemikiran mengenai pendidikan Indonesia.
Saat itu ki hajar Dewantara ditunjuk sebagai pemimpin bagian pendidikan untuk anak-anak dan remaja dan temannya Ki Ageng Suryomentaram ditunjuk sebagai pimpinan bagian pendidikan untuk usia dewasa.
Lalu tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara, Pronowidigdo, dan teman-temannya yang lain mengungumkan berdirinya Perguruan Nasional Tamansiswa yang berada di Yogyakarta.

Semboyan Tamansiswa


Semboyan untuk para guru dalam mengajar di Tamansiswa :
• Ing Ngarsa Sung Tulada yang artinya di depan memberi teladan dan contoh
• Ing Madya Mangun Karsa yang artinya di tengah membangun prakarsa atau menjadi penyemangat
• Tut Wuri Handayani yang artinya dari belakang mendukung atau memberi dukungan
Semboyan yang ketiga paling kita kenal sebagai slogan sekolah di Indonesia.

Senin, 27 Agustus 2018

Semboyan Tamansiswa

Arti dari semboyan Tamansiswa

Ing ngarsa sung tulada

( Di depan memberi teladan)

Ing madya mangun karsa

( Ditengah membangun kemauan/inisiatif)

Tut wuri handayani

( Dibelakang memberi dorongan/semangat)

Minggu, 26 Agustus 2018

Perbedaan sebutan panggilan Nyi, Ki, dan Ni di Tamansiswa

Penggunaan sebutan Ki, Nyi dan Ni
Di Sekolah Tamansiswa

Nyi : Panggilan untuk pamong (guru) perempuan yang sudah menikah
Ni : Panggilan untuk pamong (guru) perempuan yang belum menikah
Ki : Panggilan untuk pamong (guru) laki-laki yang sudah menikah dan belum menikah

Jumat, 24 Agustus 2018

Azas dan Dasar Pendidikan Tamansiswa

Azas Dan Dasar Pendidikan Tamansiswa


Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewatara di Yogyakarta pada tanggal 03 Juli 1922 bertujuan mengganti sistem pendidikan dan pengajaran Belanda denga sistem baru berdasarkan kebudayaan sendiri. Untuk mewujudkan cita-cita iti, maka diterapkan azas-azas pendidikan dan dasar-dasarnya. Azas pendidikan ini dikenal dengan azas 1922. 
1. Pasal pertama : Hak seseorang akan mengatur dirinya sendiri dengan meningat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Tertib dan damai itulah tujuan kita yang tertinggi.
2. Pasal kedua : Dalam sistem ini, maka pelajaran berarti mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Ki Hajar Dewantara mengutamakan kemdirian pada diri peserta didik, yang akan memiliki karakter mandiri.
3. Pasal ketiga : Tentang zaman yang akan datang rakyat kita ada di dalam kebingungan, sering kita tertipu akan keadaan yang kita pikir perlu dan sesuai dengan pikir, padahal itu adalah keperluan bangsa asing yang sulit di dapatnya dengan alat penghidupan kita sendiri. Pasal ini juga merupakan bagian penting dalam membangun karakter anak bangsa untuk menjadi manusia yang tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa yang beradab.
4. Pasal keempat : Dasa kerakyatan. Pengajaran yang hanya terdapat pada sebagian kecil rakyat Indonesia tidak berfaedah untuk bangsa, maka seharusnyalah golongan rakyat yang tersebar mendapat pengajaran secukupnya. Hal ini menganut pengertian bahwa memajukan pengajaran untuk rakyat umum kuantitas pendidikan lebih baik dari pada meningkatkan pengajaran (kualitas) kalau meningkatkan pengajaran dapat mengurangi tersebarnya pengajaran.
Pasal kelima : Untuk dapat berusaha menurut azas dengan bebas dan leluasa maka kita harus bekerja menurut kekuatan sendiri. Walaupun kita tidak menolak bantuan dari orang lain akan tetapi kalau bantuan itu akan mengurangi kemerdekaan kita lahir atau batin haruslah ditolak, ini adalah wujud nyata karakter kemandirian.
Pasal keenam : Keharusan untuk membelanjai diri sendiri segala usaha Tamansiswa. Hal ini amat sukar, karena untuk dapat membelanjai diri sendiri tanpa menerima bantuan orang lain diperlukan keharusan untuk hidup sederhana.

Lagu Tamansiswa

Lirik Lagu Nasional Taman Siswa

Pencipta: NN


Taman siswa perguruanku

Hiduplah 'mu semerdekanya

Taman siswa jantung hatiku

Bersinarlah semulianya

Dari barat sampai ke timur

Pulau pulau Indonesia

Nama kamu sangatlah mashur

Dilindungi merah dan putih

Sejarah Ki Hajar Dewantara

Nama Lengkap : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Nama Panggilan : Ki Hadjar Dewantara
Lahir : Yogyakarta, 2 Mei 1889
Wafat : Yogyakarta, 26 April 1959
Agama : Islam
Orang Tua : Pangeran Soerjaningrat (Ayah), Raden Ayu Sandiah (ibu)
Saudara : Soerjopranoto
Istri : Nyi Sutartinah
Anak : Ratih Tarbiyah, Syailendra Wijaya, Bambang Sokawati Dewantara, Asti Wandansari, Subroto Aria Mataram. Sudiro Alimurtolo.

Biografi KI Hajar Dewantara

Beliau merupakan tokoh pendidikan indonesia dan juga seorang pahlawan Indonesia. Mengenai biografi dan profil Ki Hajar Dewantara sendiri, beliau terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang kemudian kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara.

Biografi Ki Hajar Dewantara - Pahlawan Indonesia
Ki Hajar Dewantara Muda
Beliau sendiri lahir di Kota Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889, Hari kelahirannya kemudian diperingati setiap tahun oleh Bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau sendiri terlahir dari keluarga Bangsawan. Ia merupakan anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III. Terlahir sebagai bangsawan maka beliau berhak memperoleh pendidikan untuk para kaum bangsawan.

Mulai Bersekolah

Dalam banyak buku mengenai Biografi Ki Hajar Dewantara, Ia pertama kali bersekolah di ELS yaitu Sekolah Dasar untuk anak-anak Eropa/Belanda dan juga kaum bangsawan. Selepas dari ELS ia kemudian melanjutkan pendidikannya di STOVIA yaitu sekolah yang dibuat untuk pendidikan dokter pribumi di kota Batavia pada masa kolonial Hindia Belanda.
Sekolah STOVIA kini dikenal sebagai fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Meskipun bersekolah di STOVIA, Ki Hadjar Dewantara tidak sampai tamat sebab ia menderita sakit ketika itu, namun ia keluar dengan mendapat piagam kepandaian berbahasa Belanda.

Sejarah Berdirinya Sekolah Tamansiswa

Berdirinya  Tamansiswa Pada tanggal 3 Juli 1922 organisasi  Tamansiswa  didirikan karena adanya ketidakpuasan terhadap sistem Pendidik...